Dear Charlie
Aku ingin mengatakan sesuatu. Sedikit saja.
Harapan. Kau tau harapan? Harapan itu indah. Sebuah keinginan.
Sesuatu untuk dilakukan. dengan harapan orang bisa lebih hidup! apakah kau
mempunyai harapan,Charlie? Apa harapanmu?
Ah.. jangan kau Tanya apa harapanku.. Harapanku sudah lebur.
Kau tau,Charlie? Aku bukan tidak peduli. Bukan sebab aku
kurang bisa bersosialisasi.karena realitanya aku pandai untuk itu. aku abstrak
bagimu. Abstrak dari semua yang ada pada diriku. Kenapa kau tak mengatakannya
dari awal?
Sejak kali pertama kita berkenalan.
Dan asal kau tau? Aku hilang saat ku tau debaran itu tak
lagi untukku. Kau tak jujur kepadaku? Bukankah aku pernah bilang. Bahwa aku
akan tetap percaya padamu.
Dan aku pun memintamu untuk tetap jujur walaupun itu sakit
untukku.
Ketauhilah Charlie,
Jangan lagi mengenalku sebagai orang yang pernah kau cintai,
Sebab aku kecewa. Sebab kau mengganjilkan semua keadaan ini.
Jangan lagi menciptakan harapan jika kau memang tak bisa
untuk memenuhinya.
Jangan kau katakan sayang kepada siapapun jika akhirnya itu
bisa menjadikan hujan.
Aku benci hujan,Charlie. Karena hatiku tak bisa berhenti
menjadi hujan sebab aku blum bisa memenuhinya,
Aku tau kau dan dia tak ada sekat. Kau dekat karena ruang
dan waktumu memang tak berjarak. Tapi kenapa hatimu mudah berpaling,Charlie? Tak
seperti kala kau berujar kau akan selalu percaya kepadaku.
Dan sebelumnya terimakasih karena sudah memberiku kesempatan
pernah merasa debaran ini untukmu walau hanya sekejap.
Jangan lagi mengenalku sebagai “aku” yang lemah dan “cuek”
Karna aku tidak seperti itu!
Sebab aku siap kau HAPUS!
Dan jika mereka bertanya, anggap saja kau tak pernah mengenal siapa “aku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar