(anda sedang
BERADA dalam keberuntungan)
Tetaplah berdo;a!
selamat pagi,selamat siang,selamat sore,selamat malam atau selamat apalah yang
sejenis.sebab saya tidak tahu kapan anda akan membaca ini. Yang terpenting saya
mempunyai i;tikad baik untuk menyapa anda,benar bukan?tentu saja!
Nisfu Sya'ban adalah hari peringatan Islam yang jatuh pada pertengahan
bulan Sya'ban. Dalam kalangan Islam, Nisfu Sya'ban diperingati menjelang bulan
Ramadhan. Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga
kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak
dan barokah, serta ditetapkan imannya.
Peringatan Nisfu Sya'ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar
sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu
memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini karena diyakini pada malam
tersebut Allah akan memberikan keputusan tentang nasib seseorang selama setahun
ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya'ban diterangkan secara jelas dalam kitab
Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan
syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah
SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam
ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam
ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup
Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy
as-Shoif al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan sholawat
kepada Nabi saw, karena ayat Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabiy
… diturunkan pada bulan itu.(Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Tuanku Kanjeng Syaikh‘Abdul Qadir
al-Jailaniy berkata, “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia
setelah Lailatul Qodr.” (Kalaam Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)
Konon Sayidina Ali bin Abi Tholib Karromalloohu Wajhah meluangkan waktunya
untuk ibadah pada 4 malam dalam setahun, yakni: malam pertama bulan Rojab,
malam 2 hari raya, dan malam Nishfu Sya’ban. (Manhajus Sawiy dan Tadzkiirun
Nas)
sedang,. Al-Imam As-Subkiy.rhm berkata,
bahwa malam Nishfu Sya’ban menghapus dosa setahun, malam Jum’at menghapus dosa
seminggu, dan Lailatul Qodr menghapus dosa seumur hidup.
Diriwayatkan kapadaku bahwa Sahabat Nabi Usamah bin Zaid.ra berkata kepada Nabi
SAW, “Ya Rasulullah, aku belum pernah melihat engkau berpuasa di bulan lain
lebih banyak dari puasamu di bulan Sya’ban.”
Kata Nabi, “Bulan itu sering dilupakan
orang, karena diapit oleh bulan Rajab dan Ramadhan, padahal pada bulan itu, akan
diangkat amalan-amalan (dan dilaporkan) kepadaAllah SWT. Karenanya, aku ingin
agar sewaktu amalanku dibawa naik, aku sedang berpuasa.” (HR Ahmad dan Nasai –
Sunah Abu Dawud).
keutamaan bulan Sya’ban lainnya akan kita bahas lagi dalam hadis-hadis berikut:
Hadis Pertama :
Aisyah RA bercerita bahwa pada suatu malam dia kehilangan Rasulullah SAW, ia
keluar mencari dan akhirnya menemukan beliau di pekuburan Baqi’, sedang mendongakkan
wajahnya ke langit. Beliau berkata, “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke
langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya
melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis Kedua
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “
“Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan
mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu
Majah)
Hadis Ketiga
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika
malam Nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di
siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam,
Allah turun ke langit dunia dan berkata, ‘Adakah yang beristighfar kepada Ku,
lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki
, adakah yang tertimpa bala’, lalu Aku menyelamatkannya, adakah yang begini
(2x), demikian seterusnya hingga terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah)..
Adapun amalan-amalan dalam malam nisfu sya’ban:
Mengenai doa dimalam nisfu sya’ban adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits2
berikut :
Sabda Rasulullah saw : “Allah mengawasi dan memandang hamba hamba Nya di malam
nisfu sya’ban, lalu mengampuni dosa dosa mereka semuanya kecuali musyrik dan
orang yg pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban hadits no.5755)
Berkata Imam Syafii rahimahullah : “Doa
mustajab adalah pada 5 malam, yaitu malam jumat, malam idul Adha, malam Idul
Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam
Baihaqiy juz 3 hal 319).
Dengan fatwa ini maka kita harusnya memperbanyak doa di malam itu, jelas pula
bahwa doa tak bisa dilarang kapanpun dan dimanapun, bila mereka melarang doa
maka hendaknya mereka menunjukkan dalilnya? Benar bukan?
Bila mereka meminta riwayat cara berdoa, maka alangkah bodohnya mereka tak
memahami caranya doa, karena caranya adalah meminta kepada Allah.
Pelarangan akan hal ini merupakan perbuatan mungkar dan sesat, sebagaimana
sabda Rasulullah saw : “sungguh sebesar besarnya dosa muslimin dg muslim
lainnya adalah pertanyaan yg membuat hal yg halal dilakukan menjadi haram,
karena sebab pertanyaannya” (Shahih Muslim)
dan kemudian,, Disunnahkan malam itu untuk memperbanyak ibadah dan doa,
sebagaimana di Tarim para Guru Guru mulia kita mengajarkan murid muridnya untuk
tidak tidur dimalam itu, memperbanyak Alqur’an doa, dll.
mudah bukan? Semoga amalan-amalan kita diterima dengan baik oleh-Nya
DOA NISFU SYA’BAN:
“ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ‘ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM,
YAA DZATH THAULI WALIN’AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL
MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN, ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII ‘INDAKA
FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ‘ALAYYA FIR
RIZQI, FAMHULLAA HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ
TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL KITAABI SA’IIDAN MARZUUQAN
MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL
MUNAZZALI ‘ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL LAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA
‘INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL AA’DHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN
SYAHRI SYA’BAANIL MUKARRAMIL LATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM,
ISHRIF ‘ANNII MINAL BALAA I MAA A’LAMU WA MAA LAA A’LAM WA ANTA ‘ALLAAMUL
GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.
artinya:
“Ya Allah Tuhanku Pemilik nikmat, tiada ada yang bisa memberi nikmat atasMU.
Ya Allah Pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya Allah Tuhanku Pemilik kekayaan dan
Pemberi nikmat. Tidak ada yang patut disembah hanya Engkau. Engkaulah tempat bersandar.
Engkaulah tempat berlindung dan padaMUlah tempat yang aman bagi orang-orang
yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, jika sekiranya Engkau telah menulis dalam
buku besarMU bahwa adalah orang yang tidak bebahagia atau orang yang sangat
terbatas mendapat nikmatMU, orang yang dijauhkan daripadaMU atau orang yang
disempitkan dalam mendapat rizki, maka aku memohon dengan karuniaMU, semoga
kiranya Engkau pindahkan aku kedalam golongan orang-orang yang berbahagia,
mendapat keluasan rizki serta diberi petunjuk kepada kebajikan. Sesungguhnya
Engkau telah berkata dalam kitabMU yang telah diturunkan kepada RasulMU, dan
perkataanMU adalah benar, yang berbunyi: Allah mengubah dan menetapkan apa-apa
yang dikehendakiNYA dan padaNYA sumber kitab. Ya Allah, dengan tajalliMU Yang
Mahabesar pada malam Nisfu Sya’ban yang mulia ini, Engkau tetapkan dan Engkau
ubah sesuatunya, maka aku memohon semoga kiranya aku dijauhkan dari bala
bencana, baik yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, Engkaulah Yang
Mahamengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Dan aku selalu mengharap
limpahan rahmatMU ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih.”
maka dari itulah,Sejak semula, Rasulullah Muhammad SAW telah mensinyalir bahwa
bulan Sya’ban atau bulan ke-8 dari perhitungan bulan Qamariyah (Hijriah)
merupakan bulan yang biasa dilupakan orang.
Maksud Rasulullah, hikmah dan berbagai kemuliaan dan kebajikan yang ada dalam
bulan Sya’ban dilupakan orang. Mengapa dilupakan? Menurut pengakuan Rasulullah,
karena bulan Sya’ban berada di antara dua bulan yang sangat terkenal
keistimewaannya. Kedua bulan dimaksud adalah bulan Rajab dan bulan Ramadan.
Bulan Rajab selalu diingat karena di dalamnya ada peristiwa Isra Mikraj yang
diperingati dan dirayakan sedang bulan Ramadan ditunggui kedatangannya karena
bulan ini adalah bulan yang paling mulia dan istimewa di antara bulan yang ada.
Lantas apa dan bagaimana bulan Sya’ban? Keistimewaan dan kemuliaan bulan
Sya’ban terletak pada pertengahannya, sehingga disebut dengan Nisfu Sya’ban.
Nisfu artinya setengah atau seperdua, dan Sya’ban sebagaimana disebut pada awal
tulisan ini, adalah bulan kedelapan dari tahun Hijrah. Nisfu Sya’ban secara
harfiyah berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15
Sya’ban. Kata Sya’ban sendiri adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata
syi’ab yang artinya jalan di atas gunung.
Bulan kedelapan dari tahun Hijriah itu dinamakan dengan Sya’ban karena pada
bulan itu ditemukan banyak jalan untuk mencapai kebaikan. Malam Nisfu Sya’ban
dimuliakan oleh sebagian kaum muslimin karena pada malam itu diyakini dua
malaikat pencatat amalan keseharian manusia; Raqib dan Atib, menyerahkan
catatan amalan manusia Allah SWT, dan pada malam itu pula catatan-catatan itu
diganti dengan catatan yang baru.
Allah akan memberikan maghfiroh-Nya di malam nisfu sya’ban keseluruh
penduduk bumi,
Kecuali Enam Golongan
Ibn Ishak meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pernah Rasulullah memanggil
isterinya, Aisyah dan memberitahukan tentang Nisfu Sya’ban. “Wahai Humaira, apa
yang engkau perbuat malam ini? Malam ini adalah malam di mana Allah yang Maha
Agung memberikan pembebasan dari api neraka bagi semua hambanya, kecuali enam
kelompok manusia”.
Kelompok yang dimaksud Rasulullah yaitu,
Pertama, kelompok manusia yang tidak berhenti minum hamr atau para peminum
minuman keras. Sebagaimana berulang kali dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
hamr adalah jenis minuman yang memabukkan, baik jenis minuman yang dibuat
secara tradisional mapun jenis minuman yang dibuat secara modern. Istilah
populernya adalah minuman keras atau miras. Yang disebut pertama antara lain
tuak atau ballok, baik ballok tala, ballok nipa, maupun ballok ase. Sementara
yang disebut kedua antara lain bir dan whyski. Termasuk kategori sebagai orang
yang tidak berhenti minum hamr ialah orang-orang menyiapkan minuman tersebut
atau para pembuat dan pengedarnya. Mereka ini tidak mendapat pembebasan dari
api neraka, tetapi malah diancam dengan siksaan api neraka.
Kedua, orang-orang yang mencerca orang tuanya. Termasuk kategori mencerca orang
tua ialah berbuat jahat terhadap orang tua yang dalam hal ini ibu bapak.
Menurut ajaran agama yang menyatakan syis saja kepada ibu atau bapak itu sudah
termasuk dosa. Membentak orang tua termasuk perbuatan yang sangat dilarang.
Allah SWT di samping menegaskan kepada manusia untuk tidak beribadah selainNya,
maka kepada kedua orangtua berbuat baiklah. Waqadha Rabbuka an La ta’buduu
Illah Iyyahu wa bilwalidaini ihsanan (al-Isra: 17:23). Perbutan kategori baik
terhadap orang tua antara lain bertutur kata kepada keduanya dengan perkataan
yang mulia, merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang, dan
kepada keduanya didoakan; “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil.”
Ketiga, orang-orang yang membangun tempat zina. Tempat berzina dimaksud adalah
tempat pelacuran yang kini nama populernya tempat PSK (pekerja seks komersial).
Golongan atau kelompok orang yang seperti ini, pada malam Nisfu Sya’ban tidak
mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi sebaliknya mereka dijanji dengan
siksaan dan azab.
Keempat, orang-orang atau para pedagang yang semena-mena menaikkan harga barang
dagangannya sehingga pembeli merasa dizalimi. Misalnya, penjual bahan bakar
minyak, termasuk minyak tanah. Harga dagangan jenis ini sudah ada harga
standar, tetapi kalau penjualnya menaikkan harganya secara zalim, maka penjual
yang demikian itulah yang tidak mendapat pembebasan dari neraka.
Kelima, petugas cukai yang tidak jujur. Termasuk kategori petugas cukai adalah
para kolektor pajak atau orang-orang yang menagih pajak dan retribusi. Misalnya
petugas cukai yang bertugas di pasar-pasar yang menerima uang atau cukai dari
penjual dengan bukti penerimaan dengan karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran
kalau uang diterima tetapi tidak diserahkan bukti penerimaan (karcis).
Keenam, kelompok orang-orang tukang fitnah. Orang-orang kelompok ini suka
menyebarkan isu dan pencitraan buruk yang sesungguhnya hanyalah sebuah fitnah.
Keenam golongan inilah yang disebut tidak mendapat fasilitas itqun minannar.
Atas dasar itu, kiranya kita semua dapat menyadari bahwa sesungguhnya bulan
Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadan. Persiapan
itu meliputi persiapan mental dan persiapan fisik. Manusia atau umat hendaknya
memasuki bulan suci Ramadan sudah dalam keadaan iman yang mantap dan sudah
dalam keadaan mendapatkan syafaat, dan sudah dalam keadaan mendapat jaminan dan
pembebasan dari siksaan api neraka.
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam sangat dianjurkan untuk
meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah,
memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca al-Qur’an,
bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
Demikian, sedikit pengetahuan
tentang keutamaan bulan nisfu sya;ban
Semoga bermanfaat :D
By: Ella Ellw